Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden mengklaim berada di jalur yang benar untuk memperoleh kemenangan di Pilpres Amerika Serikat. Biden juga menyerukan agar warga Amerika Serikat tetap bersatu, bahkan ketika rivalnya, Donald Trump mengancam akan mengajukan gugatan hukum. Mantan wakil presiden yang pernah mendampingi Barack Obama itumendapatkanbanyak suara dinegara bagian Michigan dan Wisconsin, Rabu (4/11/2020).
Kemenangannya di dua negara bagian penting telah memberi Biden 264 suara electoral college, sedangkan Trump masih mengumpulkan 214 suara. Diketahui, untuk memenangkan Pilpres Amerika Serikat dan menduduki kursi di Gedung Putih, butuh 270 suara electoral. "Saya di sini bukan untuk menyatakan, kami telah menang. Tetapi saya di sini untuk melaporkan, ketika penghitungan selesai, kami yakin kami akan menjadi pemenang," tegas Biden.
Pernyataan yang serupa juga diunggah Biden dalam cuitan Twitternya @JoeBiden. "Saya yakin akan meraih kemenangan, tapi ini bukan hanya kemenangan saya tetapi kemenangan kita birsama," tulis Biden. "Ini akan menjadi kemenangan untuk warga Amerika, untuk demokrasi kita, untuk Amerika," tegas Biden.
Lebih jauh, Biden juga memuji jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah Amerika Serikat. Tercatat, total pemilih dalam Pilpres Amerika Serikat tahun ini mencapai 150 juta suara. Bersama pasangan cawapresnya,Kamala Harris, Biden menyuarakannada seperti seorang presiden terpilih.
"Saya akan bekerja keras untuk mereka yang tidak memilih saya seperti saya akan bekerja untuk mereka yang memilih saya." "Sekarang, setiap suara harus dihitung.Tidak ada yang akan mengambil demokrasi kita.Tidak sekarang.Tidak pernah," ucap Biden. Pernyataan Biden ini bagaikan sindiran keras bagi upaya Trump yang tengah menebar keraguan dengan klaim penipuan.
Ia juga mengancam akan mempersengketakan Pilpres Amerika Serikat hingga Mahkamah Agung. Jika langkah itu diambil, jalan menuju akhir Pilpres Amerika Serikat berpotensi berantakan dan berkepanjangan. Pada Rabu malam (4/11//2020), ada tanda tanda putus asa karena Trump merasa suaranya merosot.
Trump melempar cuitan dan membuat "klaim" di Pennsylvania, Georgia dan North Carolina. "Kami mengklaim, demi tujuan Pemilihan Umum (Pilpres Amerika Serikat), Persemakmuran Pennsyvania, negara bagian Georgia dan North Carolina, masing masing memiliki keunggulan bersar bagi Trump," klaimnya. "Selain itu, dengan ini kami mengklaim negara bagian Michigan, pada kenyataannya, sejumlah besar surat suara diam diam dibuang seperti yang telah dilaporkan secara luas," tuduh Trump.
Kicauan Trump ini pun ditanggapi dengan cemoohan karena tak ada presiden yang dapat secara sepihak menyatakan dirinya sebagai pemenang di beberapa negara bagian, terutama ketika suara masih dihitung. Lebih jauh, setelah malam pemilihan, gambaran menjadi lebih jelas ketika Biden mendekati 270 suara elektoral. Tim kampanye Trump menuntut penghitungan ulang di Wisconsin.
Mereka juga menyerukan penghitungan di Michigan dihentikan dengan alasan bahwa perwakilannya tidak memiliki "akses yang berarti." Lusinan pendukung Trump di sana meneriakkan, "Hentikan penghitungan!"di dalam TCF Center di Detroit, tempat surat suara sedang ditangani. Sementara Presiden men tweet: “Pengacara kami telah meminta 'akses yang berarti', tapi apa gunanya itu?Kerusakan telah terjadi pada integritas sistem kita, dan pada Pemilihan Presiden itu sendiri.Inilah yang harus didiskusikan! ”
Melaporkan, Trump mulai mendominasi televisi dengan pernyataan 'pidato kemenangan' pukul 02.30 waktu setempat.