Studi terbaru membuktikan pemakaian masker dan menjaga jarak rupanya bisa mengurangi risiko penularan Covid 19. Sementaramembatasi jarak satu meter dapat mengurangi risiko penularan menjadi 2,6 persen. Jarak dua meter mengurangi kemungkinan infeksi hingga 50 persen.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, Senin (1/6/2020), menganalisis data dari 172 studi di 16 negara. Studi tersebut menemukan, memakai masker hanya memiliki peluang 3 persen untuk terkena Covid 19. Sementarapelindung mata menurunkan risiko menjadi 5,5 persen.
Meskipun beberapa bukti dianggap "kepastiannya rendah", penelitian ini memberikan gambaran yang paling jelas. Di antaranya langkah langkah jarak sosial dan memakai masker akan menjadi kunci dalam memperlambat penyebaran virus. Terlebih memungkinkan lagi dengan menerapkan pembatasan lockdown.
Namun, laporan ini juga memperingatkan menggunakan masker, kacamata pelindung dan menjaga jarak sosial dengan baik tidak memberikan perlindungan penuh. Para penulis menyarankan, petugas kesehatan harus menggunakan respirator daripada masker bedah untuk "perlindungan yang lebih besar." Pemerintah di seluruh dunia saat ini telah mengambil aturan berbeda untuk langkah langkah keselamatan.
Di Prancis, Cina, dan Hong Kong, sebagian sektor perhotelan dibuka kembali dengan aturan satu meter. Sementara Spanyol memiliki aturan yang jauh lebih ketat mengenai penggunaan masker wajib daripada kebanyakan negara lain di Eropa. Tujuan dari laporan ini, yang menggabungkan studi dari seluruh dunia dan menganalisis semua bukti yang tersedia, untuk membantu menentukan tindakan mana yang mungkin mengurangi penularan.
Namun, laporan itu juga mengatakan, lonjakan permintaan untuk masker dapat "mengalihkan pasokan dari petugas kesehatan dan perawat lain dengan risiko tertinggi untuk infeksi". Oleh karena itu, pemerintah perlu dengan cepat mengatasi masalah akses untuk masker untuk memastikan bahwa mereka benar benar tersedia untuk semua. Ketika lockdown di Inggris mulai mereda, Boris Johnson menghadapi tindakan penyeimbangan yang sulit.
Yaitu antara mencegah gelombang kedua virus dan risiko, beberapa bisnis dapat runtuh jika aturannya terlalu ketat. Industri perhotelan juga telah mulai melobi agar pedoman jarak sosial dipotong dari dua meter menjadi satu. Laporan Lancet pun akan digunakan sebagai bukti, venue dapat mulai dibuka kembali.
Matty Hall, pemilik pub Lexington dan tempat konser mengatakan, aturan dua meter akan mengurangi kapasitas dari 200 menjadi 30 orang. Artinya tidak akan layak secara finansial untuk dibuka kembali. Selain memastikan meja ditempatkan terpisah dan bar dilepas, mereka harus memasang sistem untuk menggunakan toilet.
Termasuk juga membuat hanya satu orang yang bisa menggunakan tangga. "Dengan satu meter kita mungkin dapat membayar sebagian dari tagihan." "Tetapi kita tentu tidak akan dapat menghasilkan untung," kata Hall.
"Itu mungkin akan memperlambat kita bangkrut," tambahnya. Namun, Menteri Perumahan Simon Clarke menekankan aturan dua meter itu berdasarkan saran dari komunitas ilmiahnya. "Jelas kami bertekad untuk memastikan, kami menjaga keamanan publik," katanya kepada Sky News.
"Kami mengikuti saran terbaik yang bisa kami berikan." "Inggris memiliki komunitas ilmiah yang dihormati secara global dan itu pembacaan yang mereka berikan kepada kami." "Kami percaya, itu benar, kami mempertahankan dua meter sebagai pedoman yang tepat bagi orang untuk terpisah dari orang lain," pungkasnya.