Ketegangan masih terasa di Laut China Selatan. Klaim China atas wilayah perairan Laut China Selatan menuai reaksi keras dari sejumlah negara, di antaranya Jepang, Vietnam, bahkan Amerika Serikat. Di tengah ketegangan itu, Vietnam dikabarkanberencana membangun enam kapal patroli.
Rencana tersebut semakin diperkuat dengan ditandatanganinya perjanjian pinjaman dengan Japan Internatioinal Cooperation Agency (JICA) senilai 36,63 miliar Yen atau US$ 348,2 juta. Kapal kapal, yang akan dikirim ke Penjaga Pantai Vietnam pada Oktober 2025, akan meningkatkan kemampuan maritim Vietnam, Reuters melaporkan mengutip surat kabar Nhan Dan. Namun, tidak memberikan perincian jenis kapal yang akan Vietnam bangun.
Vietnam dan negara negara Asia lainnya telah bertahun tahun terkunci dalam perselisihan maritim di Laut China Selatan. China mengklaim 90% perairan yang berpotensi kaya energi, tetapi Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian bagiannya. "Kapal kapal itu ditujukan untuk memperkuat operasi penegakan hukum dan penyelamatan maritim, memastikan keamanan, keselamatan maritim, dan kebebasan navigasi Vietnam," sebut Nhan Dan, surat kabar resmi Partai Komunis Vietnam.
Pinjaman dari JICA untuk Vietnam berjangka waktu 40 tahun memiliki masa tenggang 10 tahun. Kapal patroli Penjaga Pantai Vietnam akan dibangun oleh kontraktor Jepang. Australia pekan lalu bergabung dengan Amerika Serikat (AS) menentang klaim China atas Laut Cina Selatan, dan menyatakan klaim Tiongkok tersebut tidak mematuhi hukum internasional.
Tahun lalu, AS mengumumkan akan menyediakan Vietnam dengan kapal patroli Penjaga Pantai lainnya untuk menambah kekuatan armada mereka. Sebelumnya, sedikitnya 18 kapal patroli "Metal Shark" AS sediakan untuk Vietnam dalam tiga tahun terakhir.