Oposisi Jepang Pertanyakan Anggaran Promosi 1,7 Triliun Yen

Oposisi Jepang Pertanyakan Anggaran Promosi 1,7 Triliun Yen

Oposisi di parlemen Jepang mempertanyakan anggaran promosi setelah pencabutan deklarasi darurat sebesar 1,7 triliun yen. Sementara itu warga Jepang ternyata saat ini tidak mau ke luar negeri "Kita berharap pariwisata Jepang bangkit kembali setelah pencabutan deklarasi darurat dan tampaknya wisata dalam negeri Jepang paling besar minatnya saat ini," papar Mikami, seorang tur operator dari Nihon Kinki Tourist, Kamis (4/6/2020). Di sidang parlemen Kamis (4/6/2020) kemarin, kalangan oposisi mempertanyakan anggaran 1,7 triliun yen untuk promosi pariwisata Jepang. "Itu anggaran go to campaign sebesar 1,7 triliun ada banyak keanehan, salah satunya anggaran 309,5 miliar yen untuk sekretariat tertulis untuk pembuatan sistem, anggaran call center dan gaji atau honor pekerja. Lalu sisanya 1,67 triliun yen diberikan ke perusahaan lain dengan bidding ya? Ini aneh mengapa harus diberikan ke perusahaan amakudari dulu kalau mau cost cut," ungkap Satoshi Arai, seorang anggota oposisi Jepang dari Partai Demokrat Nasional.

Perusahaan amakudari adalah perusahaan bentukan pemerintah Jepang untuk para pensiunan pejabat pemerintah agar tidak kaget setelah pensiun, karena mereka bisa tetap dapat gaji. Menteri Transportasi Pertahanan dan Pariwisata menjamin akan menjelaskan dan menjalankan anggaran 1,7 triliun yen dengan seketat mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Sementara lembaga riset Jepang Cross Marketing dalam surveinya baru baru ini menanyakan masyarakat, apa yang akan dilakukan kalau pembatasan deklarasi darurat dibatalkan pemerintah?

Paling banyak (13,3 persen) menjawab "Jalan jalan di dalam negeri Jepang". Sedangkan jalan jalan ke luar negeri hanya 3,8 persen. Selain itu ada pula yang menjawab terbanyak kedua (10 persen) "Mau makan di luar rumah". Selanjutnya menjawab "Mau ketemu teman, sahabat, saudara" (9,6 persen).

Setelah itu mau belanja ke departemen store, mau ke salon, mau dengarkan lagu, serta mau olahraga (3,9 persen). Bus pariwisata terbesar di Jepang Hato Bus mulai 13 Juni beroperasi kembali dengan berbagai antisipasinya selain mengharuskan menggunakan masker juga disinfektan cuci tangan. Isi bus pariwisata Hato jalan jalan keliling Tokyo satu jam dengan pola tidak ada yang boleh turun bus selama satu jam.

Dimulai dari depan Stasiun Tokyo, menuju Kasumigaseki, Kokkaigijido, Tokyo Tower, Rainbow Bridge, kabukiza dan kembali ke depan Stasiun Tokyo. Tempat duduk pun berkurang 17 kursi supaya para penumpang duduk agak renggang satu sama lain. Bus Hato juga diperlengkapi dengan alat penghisap udara yang ada di dalam ruang penumpang, sehingga udara di dalam tidak berputar terus di dalam tetapi terhisap dan terbuang ke luar.

Berbagai obyek wisata telah dibuka pula sejak 28 Mei 2020 seperti Tokyo Tower. Menyusul Universal Studios Japan Senin (8/6/2020) dan sebagainya. Moominvalley Park dibuka Kamis (4/6/2020) di Kota Hanno Saitama, taman hiburan untuk karakter dari Finlandia itu setelah sekitar 2 bulan tutup. Untuk saat ini, jumlah pengunjung per hari dibatasi hingga 3.000 orang.

Selain itu, berbagai langkah dilakukan untuk mencegah tiga kepadatan (banyak orang, dalam satu atap, berdekatan). "Kami meminta untuk tidak ke luar dari perfektur, yang tidak perlu dan mendesak. Kami menghargai pengertian dan kerja sama Anda," ungkap seorang eksekutif Moomin masih berhati hati menerima pengunjung dari luar Perfektur Saitama. Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: [email protected]

Leave a Reply

Your email address will not be published.